إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami pulalah yang akan menjaganya.” (QS. Al Hajr: 9)


Selasa

GOLONGAN AHMADIYAH

Hari ini, 13 Februari, adalah hari kelahiran pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad. Macam apa kiranya sosok yang memiliki pengikut di banyak negara, termasuk Indonesia, dan telah memicu kontroversi sebagian umat Islam di negeri kita itu?
Menurut intelektual muda Nahdatul Ulama (NU), Zuhaeri Misrawi, perkembangan Islam di India yang dimotori oleh Gulam Ahmad, adalah sebuah konsekuensi dari agama Islam yang bersifat universal, sehingga dapat diterima di belahan bumi manapun  dan dengan interpretasi yang khas sesuai dengan masyarakatnya.
Apabila di India muncul Ahmadiyah, maka di Iran muncul golongan Syiah, dan di Irak ada golongan Suni.
Kelahiran Ahmadiyah sendiri di India dipicu oleh tekanan imperialisme dan krisis sosial umat Islam setempat. Melalui pencarian yang panjang, akhirnya Gulam Ahmad mendapat serupa ilham atau risalah yang kemudian dibukukan, dan kemudian menjadi "kitab" bagi umat Ahmadiyah hingga kini.
Zuhaeri menambahkan, Mirza Gulam Ahmad mengaku sebagai nabi umati, yakni setara dengan ulama yang mendapatkan risalah, dan segala tindak tanduknya mencontoh perbuatan Nabi Muhammad. Perbedaan istilah inilah yang kemudian memicu ketegangan antara kalangan Ahmadiyah dan pemeluk Islam mainstream dari dulu hingga kini.
Nama asli tokoh ini adalah Ghulam Ahmad. Mirza sendiri melambangkan keturunan Moghul. Namun Gulam lebih menyukai menggunakan nama Ahmad karena dipandang ringkas. Maka, waktu menerima baiat dari orang-orang, Gulam hanya memakai nama Ahmad.
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad lahir pada tanggal 13 Februari 1835 M, atau 14 Syawal 1250 H, bertepatan pada hari Jumat subuh, di rumah keluarga Mirza Ghulam Murtaza di Desa Qadian. Gulam lahir kembar. Namun saudara kembarnya, perempuan, tidak berapa lama kemudian meninggal dunia. Konon, kelahiran kembar Gulam sesuai dengan nubuat yang tertera di dalam "kitab-kitab" bahwa Imam Mahdi akan lahir kembar. Nah, setelah dewasa, Gulam mengaku mendapat risalah dari "langit" yang memberitakan dirinya adalah sang mesias atau juru selamat, atau Imam Mahdi.
Qadian terletak 57 km sebelah Timur kota Lahore, dan 24 km dari kota Amritsar di provinsi Punjab, India.
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad adalah keturunan Haji Barlas, raja kawasan Qesh, yang merupakan paman Amir Tughlak Temur. Tatkala Amir Temur menyerang Qesh, Haji Barlas sekeluarga terpaksa melarikan diri ke Khorasan dan Samarkand, dan mulai menetap di sana. Tetapi pada abad kesepuluh Hijriah atau abad keenambelas Masehi, seorang keturunan Haji Barlas, bernama Mirza Hadi Beg beserta 200 orang pengikutnya hijrah dari Khorasan ke India karena beberapa hal, dan tinggal di kawasan sungai Bias dengan mendirikan sebuah perkampungan bernama Islampur, 9 km jauhnya darii sungai tersebut.
Mirza Hadi Beg dikenal cerdik dan pandai, karenanya oleh pemerintah pusat Delhi diangkat sebagai qadhi (hakim) untuk daerah sekelilingnya. Oleh sebab kedudukannya sebagai qadhi itulah maka tempat tinggalnya disebut Islampur Qadhi. Lambat laun kata Islampur hilang, tinggal Qadhi saja. Dikarenakan logat daerah setempat, akhirnya disebut sebagai Qadi atau Qadian.
Demikianlah, keluarga Barlas pindah dari Khorasan ke Qadian secara permanen. Selama kerajaan Moghul berkuasa, keluarga ini senantiasa memperoleh kedudukan mulia dan terpandang dalam pemerintahan negara. Setelah kejatuhan kerajaan Moghul, keluarga ini tetap menguasai kawasan 60 pal sekitar Qadian, sebagai kawasan otonomi. Tetapi lambat laun bangsa Sikh mulai berkuasa dan kuat, dan beberapa suku Sikh dari Ramgarhia, setelah bersatu mulai menyerang keluarga ini.
Selama itu buyut Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad tetap mempertahankan diri dari serangan musuh. Tetapi di zaman kakek Gulam Ahmad, daerah otonomi keluarga ini menjadi sangat lemah, dan hanya terbatas di dalam Qadian saja yang menyerupai benteng dengan tembok pertahanan di sekelilingnya, sementara daerah-daerah lain telah jatuh ke tangan musuh.
Akhirnya bangsa Sikh dapat juga menguasai Qadian dengan jalan mengadakan kontak rahasia dengan beberapa penduduk Qadian, dan semua anggota keluarga ini ditawan oleh bangsa Sikh. Tetapi setelah beberapa hari, keluarga ini diiziinkan meninggalkan Qadian, lalu mereka pergi ke Kesultanan Kapurtala dan menetap disana selama 12 tahun. Setelah itu tibalah zaman kekuasaan Maharaja Ranjit Singh yang berhasil menguasai semua raja kecil, dan beliau mengembalikan sebagian harta benda keluarga tersebut kepada ayah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad yang bekerja dalam tentara Maharaja itu beserta saudara-saudaranya.
Dokumen Tentang Keluarga
Di dalam buku The Punjab Chiefs yang ditulis Sir Lepel Griffin ada disebut-sebut tentang keluarga Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad :
Griffin menuilis, "Pada tahun 1530, tahun-tahun terakhir pemerintahan kaisar Babar, Hadi Beg, seorang Moghul dari Samarkand, hijrah ke Punjab dan menetap di daerah Gurdaspur. Ia adalah seorang terpelajar serta bijak, dan diangkat oleh pemerintah menjadi qazi atau magistrate untuk 70 kampung di sekitar Qadian. Dialah yang mendirikan Qadian, dan mula-mula dinamainya Islampur Qazi, yang lambat laun berubah menjadi Qadian. Keluarga ini tetap memegang kedudukan dan pangkat yang pantas serta terpandang dalam pemerintahan hingga beberapa turunan. Hanya waktu pemerintahan Sikh keluarga ini jatuh miskin.
Pada tahun 1891, Gulam Ahmad memproklamirkan diri sebagai Imam Mahdi atau Masih Mau'ud menurut agama Islam. Beliau adalah seorang yang pandai dan alim, sehingga perlahan-lahan banyaklah orang yang mengikutinya. Dan, sekarang Jemaat Ahmadiyah di Punjab serta kawasan-kawasan lainnya di India telah melebihi tiga ratus ribu orang.
Mirza Ghulam Ahmad mengarang banyak buku dalam bahasa Arab, Farsi, dan Urdu, serta memberikan penjelasan yang benar tentang masalah jihad. Lama beliau mengalami penderitaan karena perlawanan pihak lain. Acapkali beliau diseret ke pengadilan maupun ke dalam perdebatan-perdebatan. Akan tetapi sebelum beliau wafat pada tahun 1908, beliau telah memperoleh kedudukan yang demikian rupa sehingga orang-orang yang menentang pun menghormatinya.
Pusat golongan ini di Qadian. Di sana Anjuman Ahmadiyah telah mendirikan sebuah sekolah dasar dan percetakan yang digunakan untuk menyiarkan ajaran serta berita-berita tentang Jemaat ini. Pengganti Mirza Ghulam Ahmad yang pertama adalah Maulvi Nuruddin, yang pernah menjadi tabib terkemuka di Maharaja Kashmir beberapa tahun lamanya.
Tampil di Hadapan Umum
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mulai mengkhidmati agama Islam dengan mengarang buku yang berisi keterangan-keterangan untuk melawan agama Kristen dan Hindu Ariya. Karangan-karangannya diterbitkan juga di surat-surat kabar. Karena karangan-karangan inilah nama Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad populer di masyarakat umum, meski pun dia sendiri jarang keluar dari ruangan yang kecil dan sunyi itu. Pada waktu tu nama Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad telah mulai dikenal dan tersiar, tetapi dia sendiri tidak tampil di hadapan umum, dan tetap dalam suasana yang sunyi dan terpisah itu.
Ketika Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad tengah menjalankan mujahidah tersebut, Allah Ta’ala sering memberi ilham kepada beliau yang mengandung kabar-kabar ghaib, dan menjadi sempurna pada waktunya. Hal-hal ini menambah keimanan serta keyakinan beliau maupun rekan-rekan beliau yang di antaranya terdapat juga orang-orang Sikh serta Hindu. Mereka amat heran dan takjub melihat kejadian-kejadian itu.
Mula-mula dia  memuat karangan dalam surat-surat kabar saja. Tetapi ketika dirinya melihat bahwa musuh Islam menyerang dengan lebih hebat dan orang-orang Islam tidak mampu menjawab serangan-serangan itu, maka berdasarkan ilham dan wahyu Ilahi, Gulam bangkit untuk mengarang sebuah buku yang menerangkan perkara-perkara tentang kebenaran agama Islam, yang betul-betul tidak dapat dijawab oleh para musuh Islam untuk selamanya. Tiap-tiap orang Islam dapat mempergunakan keterangan-keterangan itu untuk menjawab segala serangan terhadap Islam. Dengan kemauan dan tujuan itulah Gulam  mulai mengarang buku yang terkenal dengan nama "Barahiyn Ahmadiyah".
Ketika sebagian karangan telah selesai, Gulam  menganjurkan agar dicetak, dan atas pertolongan orang-orang yang sangat gemar dan memuji karangan-karangannya, dapatlah tercetak bagian pertama berupa suatu pengumuman dan seruan. Bagian yang pertama itu saja telah menggoncangkan dan menggemparkan seluruh negeri. Walaupun bagian pertama itu hanya berupa pengumuman dan seruan, tetapi di dalamnya diterangkan juga hal-hal tertentu untuk membuktikan kebenaran Islam, yang amat menarik dan mendapat pujian dari para pembaca buku tersebut.
Dalam pengumuman itu Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mengemukakan suatu syarat bahwa keindahan-keindahan Islam. Inilah pertama kali Gulam memaparkan keindahan-keindahan Islam.
Bagian pertama buku ini dicetak pada tahun 1880, bagian kedua pada tahun 1881, bagian ketiga tahun 1883 dan bagian keempat pada tahun 1884.
Di dalam buku itu Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad juga mencantumkan beberapa ilham yang diterimanya, sebagian di antaranya adalah: "Seorang nabi telah datang ke dunia, namun dunia tidak menerimanya."
Ilham-ilham ini telah dicetak dalam Barahiyn Ahmadiyah pada tahun 1884, ketika Gulam  masih hidup dalam suasana yang sepi dan terpisah dari dunia ramai. Tetapi setelah terbitnya buku itu, nama Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mulai tersiar ke seluruh India. Banyak pula yang menaruh harapan bahwa pengarang Barahiyn Ahmadiyah akan membela Islam dan menjawab segala serangan serta tuduhan yang dilontarkan kepada Islam. (berbagai sumber)

YESUS DAN KONTROVERSI


*       YESUS DAN KONTROFERSI KELAHIRANNYA

     Yesus dalam tradisi sejarah umat Islam sebenarnya Isa Al Masih putera Maryam. Sebutan ”Isa” (Bhs Arab) berasa dari bahasa Ibrani dari kata ”Esau”. Dalam bahasa Latin nama itu menjadi “Yesus”. Munculnya nama Yesus terjadi pada peristiwa pengadilan Isa Al-Masih oleh meraka yang hadir dengan menambahkan huruh “J” pada awal dan “S” pada akhir kata “Esau” sehingga menjadi Yesus. Nama Yesus baru populer pada abad ke 2. Populernya nama Yesus akhirnya menenggelamkan nama Esau dikalangann Kristen. Sedangkan Al-Quran dan umat Islam tetap mempertahankan nama Esau (Isa dalam dialeg Arab).

     Sedangkan kata Masyiakh, Messiah, atau Mesyah berasal dari bahasa Arab dari kata Masaha. Dengan tiga huruf mati yang terkandungnya yaitu M-S-H, yang berarti mengusap. Dalam perkembangan selanjutnya orang Yunani mengubah sebutan Messiah bagi Isa  menjadi Kristos yang berarti yang disiram dengan minyak (diurapi). Oleh orang eropa Yesus disebut Christus atau Kristus, yaitu sang penyelamat atau sang penebus dosa.

Perdebatan Seputar “Ayah” Yesus

Keajaiban kelahiran Yesus menjadi bahan aktual dalam diskusi. Sebagian ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah darah daging Yusuf tunangan Maria (Mariam). Oleh karena itu-seperti sudah dijelaskan (kekeliruannya) di depan-Yesus memiliki silsilah dari Yusuf, dengan nenek moyang Daud. Bibel sendiri masih bingung terhadap  status “Ayah” Yesus. Pada suatu kesempatan Yesus itu diakui sebagai tunagan Mariam (Matius 1:18), tapi dilain kesempatan juga diakui sebagai suami Maryam (Matius 1:19). Terhadap persoalan ini sebagia orang Yahudi yang sangat ekstrim dengan menuduh bahwa Yesus adalah anak haram, hasil hubungan gelap Maryam dan Yusuf.

Sebagian lagi ada yang berpendirian bahwa Yesus dilahirkan secara murni suci, tanpa campur tangan (unsur jantan) manusia. Oleh karena itu Yesus adalah “Anak Tuhan”. Tetapi pihak yang berpendapat demikian juga bertentangan dengan memahami dan menafsirkan kata “Anak Tuhan” tersebut. Disatu pihak memahaminya secara harfiah (literal), bahwa Yesus adalah anak “Biologis”, yakni anak yang dijadikannya memerlukan campur tangan Tuhan secara langsung kepada Maryam melalu roh yang suci. Pemikiran tersebut akhirnya melahirkan konsep ketuhanan “Trinitas”: Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Suci. Akan tetapi sebagian pihak memahaminya secara kiasan (Metafora). Bahwa anak bukan dalam pengerian ”biologis” atau nasap, melainkan kiasan saja. Pendapat seperti ini didasarkan oleh adanya penyebutan anak yang bukan hanya kepada Yesus, sebagaimana penjelasan bibel dibawah ini:

”Maka anak-anak Allah melihat bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja  yang disukai mereka”
(Kejadian 6:2)

”Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka.”
(Kejadian 6:4).

”Aku mau mencaritakan tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata kepadaku: ”AnakKu engkau! Engkau telah kuperankan pada hari ini.”
(Mazmur 2:7).

”Dengan mengais mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, dijalan yang rata, dimana mereka tidak akan tersandung sebab Aku talah menjadi bapa israel. Efraim adalah anak sulungku.”
(Jeremia 31:9).

”Anak Eros, anak Set, anak Adam, Anak Allah”
(Lukas 3:38).

”Semua orang  yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.”
(Roma 8:14)

”Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah”.
(Matius 5:9).

”Aku sendiri telah berfirman: ”Kamu adalah Alllah dan anak-anak yang Maha Tinggi kamu sekalian.”
(Mazmur 82:6).

Dari paparan ayat-ayat tersebut diatas, jelaslah bahwa istilah ”anak Allah” adalah ungkapan khas orang Yahudi kepada umatnya, dan jumlahnya banyak bukan hanya Yesus.

Islam Tentang Isa dan Maryam

Islam dengan tegas menolak semua tuduhan yang tidak benar mengenai Maryam dan putranya. Islam bahkan menjunjung tinggi keduanya. Marilah kita telaah penjelasan Allah SWT dalam Al Quran:

” Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya kesuatu tempat disebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus ruh Kami (jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang maha Pemurah, jika kamu seorang bertaqwa. Ia (Jibril) berkata: Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci. Maryam berkata: bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-lak, sedang tidak pernah seorangpun manusia menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina. Jibril berkata: Demikianlah, Tuhanmu berfirman: Hal itu mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan. Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ketempat yang jauh.”
(Maryam\ 19:16-22)

”Dan (ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia( yang semasa dengan kamu”.
(Ali Imron\3:42).

”Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: Hai  Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu  sekali-kali bukanlah seorang pezina. Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: Bagaimana kami berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan? Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku 9mendirikan) shalat dan )menunaikan) Zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.  Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. Itulah Isa putra maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya; Jadilah, maka jadilah ia. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.”
(Maryam\19:27-36).

Senin

ISRAEL

 Bangsa Yahudi haus membayar pilihan ini, terbantai di medan pertempuran, dijual sebagai budak, atau dideportasi ke negeri-negeri asing. Tapi mereka terus datang ke tempat tua tersebut, membangun jalur pemukiman kecil baru yang secara berganti-ganti disebut sebagai Kan’an, Palestina, Israel, Judah, Judea dan sekarang Israel lagi”. Sebagai seorang ilmuwan Yahudi dan juga mayoritas kaum Yahudi lainnya, Max I. Damon meyakini secara aqidah bahwa palestina adalah milik bangsa Yahudi, karena nenek moyang mereka pernah mendirikan sebuah negara di sana.
Sejarah Awal Berdiri Negara Israel
Kawasan itu merupakan kawasan strategis yang menghubungkan antara Asia, Afrika dengan Eropa. Dan dengan doktrin aqidah yang demikian kental, diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, bangsa Yahudi tidak mengenal putus asa untuk kembali ke Palestina.

Kaum Yahudi sekarang, secara umum, terdiri dari dua kategaori besar. Pertama, disebut bangsa Sam (Semitic), mengaku sebagai keturunan nabi Ibrahim as, lazim juga disebut bangsa Kan’an. Yang kedua adalah yang bukan Sam, seperti yang berkulit hitam dan sebagainya, bukanlah keturunan langsung dengan nabi Ibrahim as.

Nabi Ibrahim as berasal dari Ur, Irak selatan, kemudian hijrah ke Kan’an Palestina sekitar tahun 2000 SM, disitulah lahir nabi Ishaq as, kemudian berputera nabi Ya’qub as, kemudian berputera nabi Yusuf as, Kan’an ketika itu terhitung sebah desa, Al Qur’an menyebutnya baduwi (QS 12:100).

Setelah nabi Yusuf as menjadi pembesar di Mesir, nabi Yaqub as beserta seluruh keluarganya hijrah ke Mesir. Di Mesir mereka mengalami kemajuan dan perkembangan, baik dari segi jumlah orang, maupun kekayaan dan kedudukan. Setelah nabi Yusuf as meninggal dunia, kondisi sosial mereka yang semula terhormat mulai bergeser, karena mereka meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, serta jauh dari syariat nabi Yusus as.

Kerajaan Mesir yang tadinya mereka kuasai, diambil alih kembali oleh penduduk asli Mesir dengan menghidupkan kembali Pharaoisme. Sejak itulah bangsa Yahudi mengalami nestapa, mereka diperbudak berabad-abad lamanya oleh bangsa Hykhos, nama sukun dari Asia dan kemudian oleh bangsa Mesir sendiri.

Sesuai dengan kehendak Allah swt, kemudian nabi Musa as lahir, dia keturunan bani Israel dari suku Levi, beliau diselamatkan Allah swt dari petaka Fir’aun, bahkan menjadi putra angkat sampai menginjak dewasa. Karena membunuh bangsa Mesir untuk membela orang Yahudi, nabi Musa as melarikan diri ke Madyan dan menikah dengan seorang puteri nabi Syu’aib as. Setelah selama sepuluh tahun bersama keluarga besar nabi Syu’aib as, Allah swt memerintahkannya kembali ke Mesir, sebagai seorang rasul yang diutus kepada bani Israel. Nabi Musa as pun berdakwah menyebarkan risalahnya, sampai beliau bersama sejumlah pengikutnya harus hijrah kembali ke Palestina, karena Fir’aun berkehendak membersihkan mereka dari bumi Mesir.

Didalam al Qur’an 5:21-26, perintah menuju Palestina memang datang dari Allah swt, tapi mereka enggan masuk ke Palestina meskipun dijamin kemenangan oleh Allah swt, bahkan berani berkata tidak sopan kepada nabi Musa as, maka Allah swt mengharamkan bumi Palestian selama empat puluh tahun dan mereka terlunta-lunta di padang Tiih.

Fakta sejarah menunjukkan bahwa hampir duaratus tahun bangsa Yahudi terpontang-panting dikawsan tidak bertuan (padang Tiih) dan sekitarnya, sampai nabi Daud as dan nabi Sulaiman as berhasil mendirikan kerajaan di Palestina, tahun 1040-970 SM.

Kerajaan nabi Daud as yang kemudian dilanjutkan oleh nabi Sulaiman as itu hanya utuh selama beliau masih hidup, setelah nabi Sulaiman as wafat, kerajaan itu pecah menjadi dua, Kerajaan Yahuda dan Kerajaan Israel.

Pada tahun 721 SM, kerajaan Israel ditaklukkan oleh Tiglath-Pileser III, raja Assyyira. Pada tahun 586 SM, raja Nebuchadnezzar menaklukkan kerajaan Yahuda. Seluruh bangsa Yahudi digiring ke Babylonia untuk menjadi budak. Di Babylonia itulah para pemuka Yahudi menanamkan doktrin ‘janji kembali ke kampung halaman’ kepada para pengikutnya.

Kemudian pada tahun 550 SM, hampir seluruh kawasan Palestina diintegrasikan kedalam kekuasaan Persia. Ketika Alexander the greath menguasai Palestina pada tahun 334 SM, Alexander membawa bangsa Yahudi ke Yunani, dari sini mereka kemudian menyebar ke berbagai kawasan di Eropa. Kemudian sejak tahun 160 SM diintegrasikan kedalam kekaisaran Romawi.

Pengungsian besar-besaran bangsa Yahudi terjadi lagi pada tahun 66 M sampai tahun 70 M, setelah pemberontakan mereka terhadap penguasa Romawi gagal dan Gubernur Romawi pada waktu itu, Titus membantai puluhan ribu orang Yahudi untuk memadamkan pemberontakan.

Demikianlah seterusnya sampai kedatangan Islam pertama kali dipimpin oleh Umar bin Khattab ra pada tahun 637 M, mengikuti kemenangan Khalid bin Walid terhadap Romawi Binzantium di Damascus pada tahun 635 M, Umar bin Khattab ra kemudian mewaqafkan Yerusalem dan tanah Palestina kepada umat Islam seluruh dunia.

Pada tahun 1099 M tentara salib (crusaders) berhasil menguasai Palestina dan kota Yerusalem, dengan membantai 70.000 penduduknya, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Dengan ijin Allah swt, pada tahun 1187 M, pahlawan Islam, Shalahuddin Yusuf bin Ayyub mengembalikannya kembali dalam pangkuan Islam dan tetap mempertahankannya, meskipun selama lima tahun sampai 1192 M, harus berperang dengan seluruh raja-raja besar Eropa seperti Richard (Inggris), Frederick (Jerman), Leopold (Austria), Louis (Perancis), raja Sisilia, yang berusaha merebut Yerusalem kembali, tetapi mereka tidak berhasil.

Dalam naungan Islam, negeri Palestina dan kehidupan antar bangsa Yahudi, Filistin dan Arab mengalami perdamaian sampai negeri ini lepas dari naungan Islam pada tahun 1917 setelah Inggris mengalahkan bani Ustmaniyyah dalam Perang Dunia I, mandat Inggris ini dikokohkan dalam konferensi San Remo tahun 1920, dan pembela Palestina yang utama hilang bersamaan dengan runtuhnya bani Ustmaniyyah pada tahun 1924.

Sabtu

TAFSIR ANISA

Turunnya Isa bin Maryam ‘alaihissalam
Pertanda Akhir Zaman
Penulis: Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا
“Tidak ada seorang pun di antara ahli kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari kiamat, dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.” (An-Nisa`: 159)
Penjelasan Beberapa Mufradat Ayat
أَهْلِ الْكِتَابِ
Yang dimaksud ahli kitab adalah Yahudi dan Nashara, sebagaimana disebutkan jumhur (mayoritas) ulama. Para ulama berbeda pendapat dalam menyikapi kaum Majusi, apakah mereka termasuk ahli kitab atau bukan. Ada dua pendapat dalam hal ini, dan yang shahih bahwa mereka tidak termasuk kalangan ahli kitab. Dan pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu. (Lihat Syarh Al-Masa`il Al-Jahiliyyah, karya Yusuf bin Muhammad As-Sa’id, 1/83-85)
قَبْلَ مَوْتِهِ
“Sebelum matinya.” Kata ganti pada “matinya” ada kemungkinan kembali kepada ahli kitab. Sehingga makna ayat ini adalah setiap dari ahli kitab yang menghadapi kematian dan menyaksikan perkara tersebut secara hakiki, maka dia akan beriman kepada Isa ‘alaihissalam dan menyatakan bahwa beliau adalah Rasul Allah. Namun keimanan tersebut tidaklah bermanfaat, sebab hal itu adalah iman yang terpaksa saat mendekati kematiannya. Sehingga kandungan ayat ini adalah ancaman terhadap mereka dan agar mereka tidak terus-menerus berada di atas keyakinan batilnya, yang nantinya mereka akan menyesal sebelum matinya.
Al-Qurthubi rahimahullahu menyebutkan sebuah riwayat bahwa Al-Hajjaj bertanya kepada Syahr bin Hausyab tentang ayat ini. Dia berkata: “Benar-benar didatangkan kepadaku tawanan dari orang Yahudi dan Nashara, lalu aku perintahkan untuk menebas lehernya. Dan aku memerhatikannya di kala itu, namun aku tidak melihat tanda-tanda keimanan darinya.” Maka Syahr bin Hausyab menjawab: “Sesungguhnya di saat dia telah menyaksikan perkara akhirat (yakni telah melihat kematiannya), dia pun beriman bahwa Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, dia beriman kepadanya namun tidak bermanfaat baginya.” Al-Hajjaj bertanya: “Dari mana engkau mengambil ilmu ini?” Syahr menjawab: “Aku mengambilnya dari Muhammad bin Al-Hanafiyyah.” Maka Al-Hajjaj berkata: “Engkau mengambilnya dari sumber yang jernih.”
Dan ada pula yang mengatakan bahwa kata ganti pada “matinya” kembali kepada Isa ‘alaihissalam. Sehingga maknanya adalah: “Tidak seorang pun dari kalangan ahli kitab yang hidup di masa turunnya Isa bin Maryam, melainkan akan beriman kepada Al-Masih ‘alaihissalam sebelum beliau meninggal. Dan itu terjadi ketika mendekati hari kiamat serta munculnya tanda-tanda hari kiamat yang besar. Ini adalah pendapat yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Al-Hasan Al-Bashri, Qatadah, Ibnu Zaid, dan selainnya. Dan ini pendapat yang dipilih oleh At-Thabari. Dan pendapat ini dikuatkan dengan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوْشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً فَيَكْسِرَ الصَّلِيْبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيْرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيْضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلُهُ أَحَدٌ حَتَّى تَكُوْنَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا. ثُمَّ يَقُوْلُ أَبُوْ هُرَيْرَةَ: وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ {وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا}
“Demi Dzat yang jiwaku yang berada di tangan-Nya, sebentar lagi akan turun kepada kalian (Isa) bin Maryam sebagai hakim yang adil. Dia menghancurkan salib, membunuh babi-babi, dan meletakkan hukum jizyah (bayar upeti bagi kafir dzimmi). Dan harta melimpah ruah, hingga tidak seorang pun mau menerimanya, dan hingga satu rakaat lebih baik dari dunia beserta segala isinya.”
Lalu Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bacalah oleh kalian jika kalian mau….” (lalu beliau membaca ayat tersebut di atas). (Muttafaq alaihi) [Lihat Tafsir At-Thabari, As-Sa’di, dan Al-Qurthubi]
Ibnu Katsir rahimahullahu menyatakan setelah menjelaskan tentang kuatnya pendapat ini: “Tidaklah diragukan bahwa inilah pendapat yang benar. Sebab maksud dari konteks ayat ini adalah menyatakan kebatilan apa yang disangka oleh kaum Yahudi bahwa mereka telah membunuh Isa dan menyalibnya. Dan berita itu diterima begitu saja oleh kaum Nashara yang jahil (bodoh) tentang hal tersebut. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa perkaranya tidaklah demikian. Sesungguhnya itu hanyalah orang yang diserupakan (dengan Isa) bagi mereka, lalu mereka membunuh yang diserupakan tersebut dalam keadaan mereka tidak mengetahuinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengabarkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkatnya kepada-Nya, dan beliau masih tetap dalam keadaan hidup. Dan beliau akan turun sebelum tegaknya hari kiamat, sebagaimana telah ditunjukkan hadits-hadits yang mutawatir.” (Tafsir Ibnu Katsir)
Penjelasan Ayat
Ayat ini menjelaskan bahwa setiap ahli kitab pasti akan beriman tentang Isa ‘alaihissalam dan bahwa beliau adalah Rasul dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun yang menjadi perselisihan di kalangan para ulama, apakah ahli kitab yang dimaksud adalah secara umum pada setiap zaman ataukah ahli kitab yang hidup di zaman turunnya Isa bin Maryam ‘alaihissalam? Letak perselisihannya adalah dalam memahami dhamir (kata ganti) yang terdapat pada kata “sebelum matinya”. Apakah yang dimaksud kematian ahli kitab tersebut ataukah kematian Isa bin Maryam ‘alaihissalam?
Ulama yang berpendapat bahwa kata ganti tersebut kembali kepada ahli kitab, mengatakan bahwa setiap ahli kitab pasti sempat menyatakan keimanannya kepada Isa bin Maryam dan bahwa beliau adalah Rasulullah, dalam keadaan bagaimanapun kondisi akhir kematian dari ahli kitab tersebut. Baik dia mati terbakar, tenggelam, jatuh ke dalam sumur, tertimpa dinding, dimakan binatang buas, atau mati secara mendadak. Sampaipun ketika dia menjatuhkan dirinya dari sebuah bangunan (tinggi), maka dia sempat mengucapkannya ketika masih berada (melayang) di udara. Namun pernyataan keimanan tersebut tidak memberi manfaat baginya. Sebab dia menyatakan hal tersebut pada waktu tidak diterima keimanan seseorang. Seperti halnya pernyataan Fir’aun yang menyatakan keimanannya di akhir hayatnya, sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيْلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُوْدُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُوْ إِسْرَائِيْلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ
“Dan kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir’aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk menzhalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir’aun hampir tenggelam dia berkata, ‘Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri).’ Mengapa baru sekarang (kamu beriman) padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan.” (Yunus: 90-91)
Adapun pendapat kedua, menyatakan bahwa pada saat turunnya Isa ‘alaihissalam di akhir zaman, setiap ahli kitab yang ada di zaman beliau turun niscaya beriman kepada Isa ‘alaihissalam dan meyakini bahwa beliau adalah Rasulullah, serta tidak ada yang memeluk agama lain pada masa itu kecuali Islam yang murni. Dan pada hari kiamat nanti, beliaulah yang menjadi saksi atas manusia dengan membenarkan orang yang memercayai beliau sebagai Rasul Allah dan mendustakan orang yang tidak percaya kepada kerasulannya. Dan hal ini dikuatkan dengan hadits di atas, di mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (menyebutkan bahwa di antara tugas Isa bin Maryam di saat turun ke bumi adalah meletakkan/tidak memungut pembayaran jizyah/upeti dari seorang kafir dzimmi), dan setiap orang akan diberi salah satu dari dua pilihan: masuk Islam atau diperangi.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu berkata setelah meyebutkan hadits di atas: “Maknanya adalah agama menjadi satu saja. Sehingga tidak diperbolehkan lagi bagi seorang pun dari kalangan kafir dzimmi untuk membayar jizyah.”
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu mengatakan: “Yang benar bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam tidak menerima agama kecuali Islam. Dan ini dikuatkan oleh riwayat lain dari Al-Imam Ahmad rahimahullahu dari jalur lain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dengan lafadz:
وَتَكُوْنُ الدَّعْوَى وَاحِدَةً
“Dan panggilan menjadi satu (yaitu Islam).”
An-Nawawi rahimahullahu menjelaskan: “Dan makna Nabi Isa ‘alaihissalam meletakkan jizyah adalah bahwa jizyah tersebut disyariatkan dalam syariat ini. Dan pensyariatan tersebut terikat dengan zaman turunnya Isa bin Maryam ‘alaihissalam, sebagaimana telah dijelaskan dalam hadits ini. Bukan yang dimaksud bahwa Isa ‘alaihissalam sebagai penghapus hukum jizyah, namun Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan dihapuskannya hukum tersebut dengan sabda beliau ini.” (Lihat Fathul Bari, 6/492)
Isa bin Maryam Belum Mati
Ayat ini juga menjelaskan bahwa Isa ‘alaihissalam belumlah mati. Tidak seperti yang disangka kaum Yahudi dan Nashara yang meyakini bahwa Isa telah mati disalib. Pada dua ayat sebelumnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan hal ini:
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللهِ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوا فِيْهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًا. بَلْ رَفَعَهُ اللهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا
“Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah.’ Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa yang sebenarnya dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (An-Nisa`: 157-158)
Ayat ini dengan gamblang menyebutkan bahwa mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Namun yang terjadi adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan salah seorang murid beliau diserupakan dengannya, sehingga mereka pun menangkap dan membunuh muridnya yang diserupakan Isa itu, bukan Isa ‘alaihissalam sendiri.
Ibnu Abi Hatim rahimahullahu meriwayatkan dengan sanadnya dari Sa’id bin Jubair rahimahullahu dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “Menjelang diangkat Allah Subhanahu wa Ta’ala ke langit, Isa ‘alaihissalam keluar menuju para sahabatnya. Di rumah tersebut ada 12 orang dari para pembelanya. Beliau keluar menuju mereka dari mata air yang ada di rumah dalam keadaan kepala beliau meneteskan air. Lalu beliau berkata: ‘Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan kekafiran terhadapku 12 kali setelah dia beriman.’ Lalu beliau berkata: ‘Siapakah di antara kalian yang mau dijadikan serupa denganku, sehingga dia yang terbunuh sebagai penggantiku, dan dia akan bersama dalam kedudukanku (di surga)?’ Maka berdirilah seorang anak muda yang umurnya paling muda di antara mereka. Lalu beliau berkata kepadanya: ‘Duduklah.’ Kemudian beliau mengulangi kembali ucapannya kepada mereka, dan pemuda tersebut berdiri kembali. Lantas beliau berkata: ‘Duduklah.’ Lalu beliau mengulangi lagi ucapannya, maka pemuda tersebut berdiri kembali dan berkata: ‘Saya.’ Maka beliau berkata: ‘Dialah engkau (yang terpilih).’ Maka diapun diserupakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan Isa ‘alaihissalam. Dan Isa diangkat melalui lubang yang ada di rumah tersebut. Lantas datanglah orang-orang Yahudi mencari beliau. Mereka pun menangkap orang yang telah diserupakan dengan beliau, kemudian membunuh dan menyalibnya.
Maka di antara mereka ada yang kufur terhadapnya 12 kali setelah beriman. Mereka terpecah menjadi tiga kelompok. Satu kelompok mengatakan: ‘Allah bersama kita dalam beberapa waktu, kemudian Dia naik ke langit.’ Mereka ini dari kalangan Al-Ya’qubiyyah. Satu kelompok lagi berkata: ‘Adalah anak Allah yang bersama kita dalam beberapa waktu, kemudian Allah mengangkatnya kepada-Nya.’ Mereka ini dari kalangan An-Nasthariyyah. Dan satu kelompok lagi mengatakan: ‘Yang bersama kita adalah hamba Allah dan Rasul-Nya dalam beberapa waktu, kemudian Allah mengangkatnya kepada-Nya.’ Mereka inilah kaum muslimin. Lalu dua kelompok kafir berhasil mengalahkan kelompok muslim dan membunuh mereka. Maka Islam pun tertutupi hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Rasul-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/449. Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Sanadnya shahih sampai ke Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.”)
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengangkat Isa ke langit dan akan menjadikan hamba-Nya tersebut sebagai tanda dekatnya hari kiamat, dengan diturunkannya kembali ke muka bumi. Sehingga beliau merasakan mati di bumi sebagaimana manusia lainnya. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ
“Dan sungguh, dia (Isa) benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat.” (Az-Zukhruf: 61)
Pada lafadz لَعِلْمٌ ada dua bacaan:
Pertama, dibaca لَعِلْمٌ dengan ‘ain yang dikasrah dan lam yang disukun. Dan ini adalah bacaan yang masyhur.
Kedua, ada yang membacanya dengan lafadz لَعَلَمٌ dengan ‘ain dan lam yang difathah, yang berarti tanda. Dan ini adalah bacaan yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Abu Hurairah, Qatadah, Abu Malik Al-Ghifari, dan yang lainnya.
Ibnu ‘Abbas, Adh-Dhahhak, Qatadah, Mujahid, dan yang lainnya menafsirkan ayat ini dengan: “Turunnya Isa bin Maryam ‘alaihissalam sebagai tanda akan berakhirnya zaman dan dekatnya hari kiamat.” (Lihat Tafsir Al-Qurthubi, 16/105)
Di antara ayat yang mengisyaratkan tentang turunnya Isa bin Maryam ‘alaihissalam adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
فَإِذا لَقِيْتُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنتُمُوْهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا
“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir (di medan perang), maka pukullah batang leher mereka. Selanjutnya apabila kamu telah mengalahkan mereka, tawanlah mereka, dan setelah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan, sampai perang selesai.” (Muhammad: 4)
Al-Baghawi rahimahullahu berkata dalam tafsirnya tatkala menjelaskan ayat ini: “Makna ayat ini adalah bahwa mereka (kaum muslimin) mengalahkan orang-orang musyrik dengan banyaknya jumlah yang terbunuh dan yang tertawan dari mereka. Sehingga pemeluk agama lain seluruhnya masuk Islam, dan agama hanya menjadi milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga setelah itu tidak ada lagi jihad dan peperangan. Dan itu terjadi tatkala turunnya ‘Isa bin Maryam e.” (Tafsir Al-Baghawi/ Ma’alim At-Tanzil, 7/278)
Tidak terjadi perselisihan di kalangan ulama Ahlus Sunnah tentang keyakinan bahwa beliau akan turun pada akhir zaman, berdasarkan ayat Al-Qur`an dan hadits-hadits yang mutawatir, serta yang telah ditetapkan oleh para ulama salafush shalih. Dan tidak ada yang mengingkari perkara ini melainkan dari kalangan ahli bid’ah.
Ibnu Abi Zamanin rahimahullahu menyatakan: “Ahlus Sunnah beriman tentang turunnya Isa dan dialah yang membunuh Dajjal.” Lalu beliau menyebutkan ayat tersebut di atas. (Ushulus Sunnah, Ibnu Abi Zamanin rahimahullahu, hal. 192)

ISLAM

KONSEP TASAWUF (YANG KELIRU) DALAM ISLAM

Sebelum dunia dijadikan Nur Muhammad sudah ada, segalanya dijadikan melalui Nur Muhammad, Segalanya dijadikan melaui Dia, dari segala yang ada, tak satupun dijadikan tanpa Dia. (Kitab Daqoiqul Akbar – Al Imam Abdurrahman bin Ahmad Qodhi)

Bandingkan dengan Hadits-hadits palsu ( مَوْ ضُوْع ) dan Hadits yang tidak jelas asal usulnya ( لاَ اَصْلَ لَهُ ) di bawah ini !

إِنَّ اللهَ خَلَقَ رُوْحَ النَّبِي صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ زَاتِهِ وَ خَلَقَ العَا لَمَ بِأَسْرِهِ مِنْ رُوْحِ محُمَّدٍ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّم

"Bahwa Allah menjadikan Ruh Nabi Muhammad ( Nur Muhammad ) daripada Dzat-Nya. Dan dijadikan Alam seluruhnya dari pada Ruh Nabi Muhammad (Nur Muhammad)" ( Al Hadits, bagaimana Matan dan Sanadnya ? )

خَلَقْتُ الأَ شْيَاءَ ِلأَجْلِكَ وَخلَقْتُكَ ِلأَجْلِى
"Aku jadikan sesuatu adalah karenamu ya Muhammad, dan aku jadikan kamu adalah aku"


أَنَا مِنَ اللهِ وَالمُؤْمِنُوْنَ مِنِّى
"Aku yang pertama dijadikan, (yakni Nur Muhammad), dan sekalian mu'min adalah daripadaku"


اَوَّلُ مَا خَلَقَ اللهُ نُوْرُ نَبِيِّكَ ياَ جَابْر
" Pertama yang dijadikan Allah adalah Cahaya Nabimu (Nur Muhammad), Wahai Jabir "


خَلَقْتُ نُوْرَ مُحَمَّدٍ إِثْنَى اَلْفِيْنَ سَنَةٍ قَبْلَ خَلَقْتُ آ دَمَ
"Kujadikan Nur Muhammad 2000 tahun sebelum kujadikan Adam"

اِنَّ اللهَ قَبَضَ قَبْضَةً مِنْ نُوْرِهِ فَقَالَ لَهَا : كُوْنِي مُحَمَّدًا
"Sesungguhnya Allah menggenggam segenggam cahaya, lalu berfirman, Jadilah engkau Muhammad" !

لمَاَّ اقْتَرَفَ آدَمُ الْخَطِيْئَةَ قَالَ : يَا رَبِّ أَسْاءَ لُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدِ لِمَا غَفَرْ تَ لِي
"Ketika Adam melakukan kesalahan, dia berkata, Wahai Tuhanku, aku memohon kepadaMu dengan hak Muhammad untuk mengampuniku"

Coba anda bandingkan Kata Sabda, Firman, atau Logos dengan Nur Muhammad di atas !

--------------------------
-----------------------

PANDANGAN ISLAM YANG SEBENARNYA

Bahwa hanya Malaikat yang diciptakan dari "Nur", sedangkan manusia di ciptakan asalnya adalah dari "Tanah". Apakah Nabi Muhammad termasuk Malaikat ? Padahal Nabi dilahirkan seperti manusia biasa. Maka Allah menyuruh Nabi Muhammad mengatakan :

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ

Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". (QS. Al Kahfi : 110)

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi' dan Abdu bin Humaid, berkata Abdu: Telah mengkhabarkan kepada kami, sedangkan Ibnu Rafi' berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengkhabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Urwah dari Aisyah berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "

Malaikat diciptakan dari cahaya (nur), Jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian." (HR. Muslim No. 5314)

Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. [QS. Ali Imron :59]

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. [QS. Al A'raf :54]

Hadits palsu tersebut juga bertentangan dengan sabda Nabi :


إن أول ما خلق الله تعالى القلم، فقال له: اكتب، فجرى في تلك الساعة بما هو كائن إلى يوم القيامة

"Sesungguhnya, pertama-tama yang diciptakan Allah Ta'ala adalah qalam (pena) , lalu Allah berfirman kepadanya : Tulislah ! Maka ditulislah pada saat itu apa yang terjadi sampai hari kiamat." (HR. Ahmad)

"Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah pena (qalam), dan Allah memerintahkannya untuk menulis segala sesuatu yang akan terjadi". (HR. Abu ya'la 1/123, Baihaqi dalam Asma' was Shifat hal. 271)

HUKUM YESUS

10 pokok beda ajaran Yesus dan Paulus :


1. Ajaran Yesus : Yesus adalah utusan Tuhan (Yesus tidak pernah meminta disembah / dituhankan).

Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 15:24)
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
(Yohanes 17:3), (Yohanes 11:42)
Aku (Yesus) berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya....Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia (Bapa) yang mengutus Aku. (Yohanes 13:16,20)
Kamu telah mendengar, bahwa Aku (Yesus) telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28)
Ajaran Paulus : Yesus adalah Tuhan.
namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (Roma 10:9)
NB:
Paulus berusaha mendoktrin orang lain bahwa hanya dengan meyakini Yesus sebagai Tuhan dan percaya Yesus telah bangkit dari antara orang mati, maka ia akan diselamatkan. Dalam ajaran Paulus/Kristen, Yesus lebih dipromosikan sebagai Tuhan ketimbang dengan Tuhan Allah/Bapa. Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan Yesus yang lebih menonjolkan Allah/Bapa sebagai Tuhan Yang Esa.

2. Ajaran Yesus : tidak membatalkan hukum Taurat justru meneruskan hukum Taurat.
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius 5:18)
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:19), (Matius 5:20)
NB:
Hukum Taurat merupakan bagian dari ajaran Yesus yang wajib dilaksanakan oleh umatnya.
Ajaran Paulus : Kristen mengutuk hukum Taurat.
Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami-pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. (Galatia 2:16), (Galatia 3:24-25), (Galatia 5:4), (Roma 3:27-28) dan (Efesus 2:15).

3. Ajaran Yesus : Laki-laki harus Khitan.
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. (Lukas 2:21)
Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. (Kejadian 17:10-11)
Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. (Kejadian 17:12) , (Kejadian 17:13), (Kejadian 17:14), (Kejadian 21:4)
Ajaran Paulus : Kristen tidak mewajibkan Khitan.
Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. (Galatia 5:6)
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. (1 Korintus 7:19)

4. Ajaran Yesus : Tidak ada dosa waris.
Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14)
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20)
Ajaran Paulus : Setiap orang mewarisi dosa Adam
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam), dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12)
NB:
Oleh karena dosa warisan dari Adam tersebut, menurut Paulus, disalibnya Yesus konon untuk menebus dosa-dosa manusia (Galatia 3:13).

5. Ajaran Yesus : Berpuasa, berwudlu, mengajarkan sujud serta berdoa ketika sedang sujud.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, (Matius 6:17)
Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada mezbah itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan--seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. (Keluaran 40:31-32)
Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39), (Bilangan 20:6), (Kejadian 17:2-3)
Ajaran Paulus : bernyanyi di gereja.
dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5:19)
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16)
NB:
Menyanyi di gereja bukanlah ajaran Yesus, tetapi ajaran Paulus (Efesus 5:19).

6. Ajaran Yesus : melarang hidup mewah di dunia.
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19-20).
Ajaran Paulus : Tidak ada larangan hidup mewah dalam ajaran Kristen
"Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan." (Efesus 4:28)

7. Ajaran Yesus : meninggal dunia dibungkus kain kafan.
Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, (Matius 27:59)
Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yohanes 19:40)
Ajaran Paulus : meninggal dunia diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati.
Misalnya, meninggalnya Paus Yohanes Paulus II, penyanyi Broery Marantika, dan mantan Menko Ekuin Radius Prawiro. Ketiganya diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati sebelum dikubur.

8. Ajaran Yesus : tidak membatalkan hukum rajam.
Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu (Yesus) tentang hal itu?" (Yohanes 8:5)
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya (Yesus), Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7).
Ajaran Paulus : Tidak ada hukum rajam dalam ajaran Kristen.
Ajaran Kristen menolak hukum rajam, karena ia adalah bagian dari hukum Taurat. Lihat kembali pernyataan Paulus dalam Galatia 2:16 (butir 2 di atas).

9. Ajaran Yesus : Menerapkah hukum Qisash
Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. (Matius 5:38)
mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki (Keluaran 21:24)
patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya. (Imamat 24:20)
Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, sebab berlaku: nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki." (Ulangan 19:21)
Ajaran Paulus : Membatalkan hukum Qisash, menjerumuskan dalam perbudakan.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. (Matius 5:39-42)10. Yesus tidak membuat agama baru.
Lihat kembali pernyataan Yesus dalam Matius 5:17-20 (Butir 2 di atas).
Kristen adalah agama baru yang lahir setelah usaha penyaliban Yesus.
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:26).