إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami pulalah yang akan menjaganya.” (QS. Al Hajr: 9)


Senin

bacaan kristen

Tentu saja dapat dipahami, seorang yang rindu dan sungguh-sungguh mencari kebenaran dibuat bingung oleh situasi keagamaan sekarang ini. Di kalangan Umat Kristen saja terdapat ratusan denominasi, sekte dan ajaran pemujaan. Dalam jumlah ratusan lagi terdapat di negara dan kebudayaan lain dan dengan pergerakan keagamaan baru yang timbul hampir setiap hari. Akan tetapi Allah telah memberikan petunjuk yang cukup untuk memungkinkan kita "mengetahui Roh Kebenaran dan roh yang menyesatkan" (1 Yoh 4:6) jika kita benar-benar ingin melakukannya.
Ada tiga kriteria yang dapat membantu kita menilai suatu ajaran pemujaan atau gerakan keagamaan, yaitu melalui cara pengajaran para pemimpinnya, masing-masing mengenai Alkitab, mengenai Kristus dan mengenai keselamatan.
1. Sikap terhadap Alkitab
Alkitab telah dinyatakan sebagai Sabda Allah yang tertulis dalam kurun waktu ratusan tahun. Kitab Suci Perjanjian Lama telah diterima orang Kristen dan Rasul-Rasul sebagai tulisan yang diwahyukan secara sempurna. Yesus berkata: "Kitab Suci tidak dapat dibatalkan" (Yoh 10:35). Dengan menghormati Perjanjian baru, Dia berjanji kepada para rasulNya bahwa "Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh 14:26), dan bahwa "Roh Kebenaran akan memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran" (Yoh 16:13).
Karena itu, dalam abad pertama, para Rasul yang telah bersama-sama dengan Kristus, yang telah bersaksi mengenai kebangkitanNya dan yang telah menerima janji-janji ini, secara berangsur-angsur menulis ajaran Yesus dan Epistel sehingga menjadi yang sekarang disebut Perjanjian Baru. Tulisan-tulisan ini telah diterima dan diakui oleh orang Kristen mula-mula sebagai Kitab Suci yang diwahyukan. Para Rasul menyatakan bahwa tulisan-tulisan ini diwahyukan penulisannya dan otoritasnya. Orang Kristen yang benar telah selalu menerimanya demikian.
Akhirnya, Rasul yang paling belakangan yaitu Rasul Yohanes, mendekati akhir abad pertama diberi kemampuan bernubuat tentang masa yang akan datang dan menulis Kitab Suci terakhir yaitu Kitab Wahyu. Dengan demikian selesailah penulisan firman Allah, "Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan" (Wahyu 22:18, 19).
Perkataan terakhir dari Rasul Kristus ini memberi kita aturan yang paling penting. Kitab Suci sepenuhnya diwahyukan penulisannya bahkan pada tiap kata. Mereka yang menambahkan atau mengurangkan daripadanya adalah pengajar-pengajar yang sesat.
Secara umum, para pemuja telah bersalah melakukan “penambahan” pada Kitab Suci. Mereka mengatakan bahwa tulisan yang berasal dari pendahulu mereka adalah diwahyukan atau bahwa penafsiran yang dilakukan para pemimpinnya secara unik adalah penting dan mempunyai otoritas. Para modernist dan orang-orang liberal, sebaliknya, telah melakukan kesalahan yang bahkan lebih serius dengan “mengurangi” isi Kitab Suci, menyisihkan atau menganggap bagian-bagian yang mereka tetapkan sebagai tidak ilmiah atau tidak beralasan bagi manusia modern. Akan tetapi, Pengajar yang benar akan menerima semua isi Kitab Suci dan hanya Kitab Suci lah yang merupakan Sabda Allah yang sempurna.
2. Sikap terhadap Kristus
Seorang pengajar Kristen yang benar dengan gembira akan menerima dan menyatakan Yesus Kristus sebagai Dia, Allah yang benar dan sebagai manusia yang benar. "Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah anti-kristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak" (I Yoh 2:22). "Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus" (2 Yoh 7). "demikian pula diantara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka: (2 Petrus 2:1).
Kesalahan memandang pribadi Kristus dapat berupa klenik gnostis kuno yang menyangkal sifat kemanusiaanNya, atau klenik agnostis modern, yang menyangkal ketuhananNya yang sebenarnya. Yang disebut belakangan menganggap Dia sebagai orang yang hebat dan seorang guru dan pemimpin agama yang besar, tetapi menolak kelahiranNya, hidupNya yang tidak berdosa, penebusan dosa yang dilakukanNya dan kebangkitan tubuhNya serta kenaikanNya ke Surga. Ajaran pemujaan atau denominasi atau gerakan keagamaan yang tidak secara jelas dan tegas menyatakan Tuhan Yesus Kristus sebagai Anak manusia dan sebagai Anak Allah, "yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Maha Kuasa" (Wahyu 1:8) iadalah sesat dan harus ditolak.
3. Sikap terhadap Keselamatan
Injil Kristus adalah "kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya" (Roma 1:16). Kata Injil artinya “kabar baik” bukan “nasihat baik”. Itu tidak mengajarkan apa yang harus atau tidak harus kita lakukan untuk mendapatkan keselamatan, tetapi mengajarkan tentang apa yang dilakukan Kristus memberikan keselamatan secara cuma-cuma. "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri" (Efesus 2:8,9).
Setiap agama yang ada di bawah matahari, apakah Kristen palsu atau non-Kristen, dengan bangga mengatakan dan mengajarkan bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan usaha sendiri. Hanya kekristenan alkitabiah yang benar yang mengakui manusia sebagaimana adanya, sengsara didalam dosa serta menuju keterpisahan yang kekal dengan Allah. Injil yang olehnya kamu diselamatkan adalah berita kesukaan, bahwa "Kristus telah mati karena dosa-dosa kita" (1 Kor 15:1,3), dan bahwa kita dapat diselamatkan oleh anugerah, melalui iman kepada Kristus. Hanya itu saja syaratnya. Agama yang mengajarkan lain dari pada itu adalah ajaran yang tidak benar. Paulus berkata "..jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia" (Gal. 1:9). Orang yang sungguh diselamatkan oleh kasih anugerah Tuhan dalam Kristus akan berusaha mengikuti Kristus dan firmanNya dalam segala hal, bukan untuk mendapatkan keselamatan, akan tetapi untuk kasih dan ucapan syukur atas penyucian dan hidup yang kekal yang diberikanNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERIKAN TANGGAPAN